Main Article Content

Abstract

Engine breakdown merupakan peristiwa tidak berfungsinya engine ketika pesawat sedang climbing di udara, hal ini diindikasi dari indikator N1 yang berada di cockpit sebagai penunjuk kecepatan blade, troubleshoot dilakukan setelah peristiwa ini, boroscope menunjukan kerusakan yang parah pada engine CFM 56-7B26 tersebut, untuk mengetahui permasalahan utama dan menentukan keefektifitasan engine dari masalah tersebut peneliti melakukan analisis menggunakan metode DMAIC, hasil analis yang didapatkan untuk tools DMAIC yaitu, pada tahap Define ditemukan defect pada engine tersebut berupa scratch, material deformation, material melting, material burn. Pada tahap Measure melalui analisa menggunakan tools FMEA diketahui penyebab utama yang didapat dari nilai RPN tertinggi yaitu material burn and melting, material cracking, dan material deformation. Pada tahap Analyze dibuat diagram cause effect berbentuk fishbone dan material burn and melting merupakan jenis defect dengan RPN tertinggi senilai 210, dan skoring 5 root (Man, Method, Material, Machine, Enviromental) didapat point tertinggi yaitu Method, Pada tahap Improve brainstorming bersama engineer dilakukan sehingga compressor wash, dan boroscope merupakan perbaikan yang harus dibenahi untuk permasalahan ini, Pada tahap Control pengendalian dilakukan dengan menggunakan analisa DPMO (Defect per Million Opportunities) melaluui jadwal preventive intens boroscope dan compressor wash.

Keywords

Engine Breakdown Six Sigma DMAIC FMEA Cause Effect Diagram Compressor Wash Boroscope DPMO

Article Details