Main Article Content

Abstract

Hadirnya wahana tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) jenis VTOL (vertical take off and landing) fixed wing merupakan salah satu solusi untuk menerbangkan pesawat tanpa awak dengan area take off dan landing yang terbatas. Proses transisi dari hover to cruise memerlukan proses penalaan parameter yang mengatur proses itu dengan optimal untuk menghasilkan proses transisi yang optimal pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter utama yang mengatur proses transisi hover to cruise yaitu duration of transition dan cruise throttle transition pada pesawat VTOL fixed wing Skywalker. Duration of transition yaitu waktu dimana proses transisi dilakukan dengan kondisi rotor quadcopter pemberi gaya lift dan rotor pusher berjalan bersama sama sehingga pesawat dapat bergerak melaju namun tetap dengan bantuan quad rotor pada saat mode tersebut untuk menghindari kondisi stall pesawat. Cruise throttle transition adalah nilai prosentase putaran motor pendorong pesawat pada saat proses transisi hover to cruise. Variabel respon yang diamati yaitu differential altitude, distance of transistion dan steady state time. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan cruise throttle transition 100% menghasilkan proses transisi yang optimal dengan differential altitude minimal, distance of transition minimal dan waktu menuju steady state minimal. Dengan duration of transition 7, 8, 9 dan 10 detik dan cruise throttle transition sebesar 100% mimiliki steady state time 7 detik yang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menuju transisi optimal hanya 7 detik. Dengan duration of transition 7, 8, 9 dan 10 detik dan cruise throttle transition sebesar 75% mimiliki steady state time 7 detik pula, sama dengan kondisi cruise throttle transition sebesar 100%, namun dengan differential altitude dan distance of transition yang lebih besar.

Keywords

VTOL fixed wing, hover to cruise, duration of transition, cruise throttle transition

Article Details