Main Article Content

Abstract




Tujuan dari penelitian ini adalah memahami perhitungan umum jumlah minimum kebutuhan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia rute Kualanamu (KNO) – Soekarno Hatta (CGK), mengetahui cara menentukan jumlah uplift fuel dan biaya uplift fuel yang harus di bayar oleh maskapai Garuda Indonesia. Penelitian di Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan. Penelitian dilakukan di bagian operasional dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Meliputi data yang diperoleh dari dokumen perusahaan dan melalui wawancara yang dilakukan pada bagian operasional (Flight Operationa Officer/FOO) serta data yang diambil dari Unit Flight Operation PT Gapura Angkasa Bandara Kualanamu Medan yang menangani pesawat Garuda Indonesia dan Citilink dari tanggal 1 Desember sampai 31 Desember 2015. Bahan bakar avtur yang digunakan untuk penerbangan rute Kualanamu – Soekarno Hatta dengan pesawat Boeing 737/800NG rata-rata sebesar 5.181 kg. Sedangkan untuk Fuel On Board adalah 9.494 kg. Jumlah uplift fuel tidak selalu sama untuk setiap penerbangan dan setiap tipe pesawat yang digunakan. Penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737/800NG Kualanamu – Soekarno Hatta pada tanggal 17 Desember 2015 jumlah uplift fuel sebesar 5.316 kg dan jumlah uplift fuel pada penerbangan tanggal 27 Desember 2015 sebesar 2.941 kg. Biaya rata – rata bahan bakar untuk setiap penerbangan sebesar Rp. 37.092.160,- dengan mengacu pada harga bahan bakar avtur sebesar Rp. 9.280 / liter.




Keywords

Uplift Fuel, Cost Uplift Fuel.

Article Details